Oleh : Reza Akbar Pahlevi
Pada 28 Oktober 2020,
Ketua Umum Partai PDIP Perjuangan, Megawati Soekarnoputri membuat pernyataan
yang cukup kontroversial, beliau mempertanyakan sumbangsih milenial pada bangsa
dan juga mengatakan kaum milenial hanya bisa berdemo dan merusak fasilitas.
Dari penyataan
tersebut, respon generasi milenial cukup beragam. Salah satu respon dari Kordinator
Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia, Remi Hastian mengatakan pernyataan
Ibu Megawati Soekarno Putri tersebut kurang tepat karena yang terjadi di lapangan
berbeda antara mahasiswa yang memberikan
pendapat dan juga para provokator di lapangan. Dari pernyataan tersebut, Remi Hastian
memberikan maksud bahwa harus dibedakan antara mahasiswa yang memberi aspirasi
dengan para provokator yang merusak fasilitas.
Selain pernyataan dari Kordinator Pusat Badan
Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia, pernyataan lainnya juga disampaikan oleh
salah satu milenial lainnya yaitu Farah Nahlia, anggota DPR dari fraksi Partai
Amanat Nasional yang baru berusia 24 tahun. Farah Nahlia mengatakan bahwa banyak
teman-teman mahasiswa yang menyampaikan pendapat dan jika melarang pendemo
berpendapat itu sama saja melarang hak perpartisipasi ujarnya di sebuah acara
Sapa Indonsia Malam di Kompas TV pada Jum’at 30 Oktober 2020 lalu.
Dari kedua pendapat
kaum milenial tersebut bisa dikatakan bahwa demo yang dilakukan mahasiswa
bertujuan untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, bukan untuk merusak
fasilitas umum. Jika ada yang merusak fasilitas umum itu adalah ulah provokator
ataupun mahasiswa yang termakan provokasi.
Farah Nahlia juga sempat mengatakan bahwa pencapaian
kaum milenial memang belum maksimal, namun hal tersebut bukan berarti bahwa
generasi milenial tidak memiiki pencapaian. Pernyataan ini menjawab pernyataan
Ibu Megawati kepada publik mengenai sumbangsih milenial kepada bangsa.
Remi Hastian juga mengatakan bahwa salah satu
sumbangsih milenial adalah menyampaikan pendapat agar negara ini menjadi lebih
baik merupakan sumbangsih yang dimaksud,
ujarnya di sebuah acara Sapa Indonsia Malam di Kompas TV pada Jum’at lalu. Dari
penyataan tersebut Remi juga mengatakan bahwa menyampaikan pendapat adalah
sumbangsih milenial kepada negara.
0 Komentar