Oleh : Dewi Rukmini
Sumber Foto : Twitter @EmmanuelMacron |
Baru-baru
ini Presiden Prancis Emmanuael Macron, mendapat banyak kecaman dari para
pemimpin negara muslim di dunia karena pidato yang disampaikan Presiden
Emmanuel Macron di Les Mureaux, Prancis pada 23 Oktober 2020. Dalam pidato
tersebut Presiden Emmanuel Macron banyak membahas tentang tindakan terorisme
dan ekstremisme yang disangkut pautkan dengan islam. Pernyataan paling
kontroversial dalam pidato tersebut
adalah islam
sebagai agama yang saat ini sedang mengalami krisis di seluruh dunia.
Pernyataan itu mendapat reaksi keras dari Presiden Turki,
Recep Tayyip Erdogan, hingga menyarankan Presiden Emmanuel
Macron untuk memeriksa kesehatan mentalnya.
Peristiwa
ini bermula dari pernyataan Presiden Emmanuel Macron saat menghadiri pemakaman
seorang guru sejarah sekolah menengah (setara dengan SMA), Samuel Paty, yang
ditemukan meninggal di dekat sekolahnya pada Jumat,
16 Oktober 2020. Samuel Paty
dibunuh oleh seorang pemuda berusia 18 tahun setelah memperlihatkan karikatur
Nabi Muhammad SAW yang diterbitkan Majalah Charlie Hebdo pada September lalu
kepada muridnya sebagai materi saat membahas tema kebebasan berpendapat. Saat
ini pelakunya telah ditembak mati
Prancis karena menolak untuk ditahan.
Dalam
pidato pemakaman Samuel Paty, Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa negara Prancis tidak akan
mengkritik tindakan Paty yang memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW.
Sebaliknya ia justru membela tindakan
Paty sebagai salah satu sikap kebebasan berpendapat. Sedangkan dalam agama
Islam Nabi Muhammad tidak dapat digambarkan dengan visual apapun. Sehingga hal
ini memicu protes dan kemarahan umat Muslim Prancis dan dunia.
Prancis
sendiri adalah negara yang menerapkan sekularisme atau Laicite sebagai konsep hukum dan tradisi masyarakat sekuler
Prancis. Laicite adalah tradisi era
rasionalisme Prancis yang menjamin kebebasan untuk percaya ataupun tidak
percaya. Dalam Laicite kepentingan
negara dan agama dipisahkan sehingga tidak ada agama yang boleh masuk ke ruang
publik pemerintahan negara. Negara tidak memberikan bantuan apapun untuk suatu kelompok agama
dan negara mengakui agama dan keberagaman agama lainnya.
Sekularitas (Laicite) ini adalah
perwujudan dari prinsip-prinsip dasar Republik Prancis yaitu Liberte (kebebasan), Egalite (kesetaraan), dan Fraternite (persaudaraan).
Berdasarkan
prinsip Laicite lah, ruang publik seperti tempat kerja dan sekolah harus
bebas dari pengaruh agama. Di Prancis orang bebas memeluk agama maupun tidak
karena keduanya sama-sama dilindungi negara.
Dari sudut pandang sekuler, berbagai kepercayaan terkait agama adalah
semata-mata pendapat pribadi yang tidak berhubungan sama sekali dengan
penyelenggaraan negara. Suatu negara sekuler tidak mendefinisikan mana
kepercayaan yang merupakan agama dan mana yang bukan hal ini diatur dalam artikel
no 2 UU Prancis tahun 1905. Inilah yang membuat tindakan Majalah Charles Habdo
yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad dan Samuel Paty yang memperlihatkan karikatur tersebut kepada muridnya tidak dapat di hukum
dalam tradisi Laicite Prancis.
Buntut
dari kontroversi pidato Presiden Emmanuel Macron ini berujung kecaman dari
berbagai negara muslim di dunia termasuk Turki, Qatar, Arab, Iran, Pakistan
hingga Indonesia. Presiden Indonesia, Joko Widodo mengecam keras pernyataan Presiden
Emmanuel Macron karena telah melukai perasaan umat islam di seluruh dunia dan
bisa memecah belah persatuan antar umat beragama di dunia saat dunia justru
memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi COVID-19. Jokowi menegaskan, mengaitkan agama dengan tindakan terorisme dan
ekstremisme adalah kesalahan besar.
“Terorisme adalah terorisme. Teroris adalah teroris.
Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apa pun” tegas beliau, usai
mengelar pertemuan dengan Wakil President K.H Ma’aruf Amin beserta para pemuka agama MUI, NU,
Muhammadiyah, KWI, PGI, PHDI, Permabudi dan Matakin serta para Menteri Kabinet
Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Sabtu (31/10/20).
Selain
itu pemboikotan masal semua produk dari Prancis oleh negara-negara Muslim dunia
sebagai akibat dari kontroversi pidato Presiden Emmanuel Macron. Mereka tidak
akan berhenti memboikot produk Prancis sampai Presiden Emmanuel Macron sendiri
meminta maaf kepada umat Islam di dunia.
0 Komentar