Setiap tanggal 10 November diperingati
sebagai Hari Pahlawan Nasional. Mengapa demikian? Hal itu sebagai tanda bahwa
terdapat para pahlawan terdahulu yang telah berjuang hingga titik darah penghabisan, demi mengambil
kekuasan bangsa ini. Secara
umum makna pahlawan
itu sendiri dapat diartikan sebagai seseorang yang bernilai di mata agama, bangsa dan
negara yang memiliki niat, tekad, maupun pengorbanan untuk melakukan segala hal. Ia
rela berjasa tanpa pamrih, gagah maupun pemberani untuk membela sebuah
kebenaran.
Berkaca pada masa kini, apakah masih
relevan membicarakan tentang hari pahlawan? Relevensi membicarakan serta
membahas soal Hari Pahlawan masih dibilang wajar. Karena makna dari pahlawan untuk saat ini
cukup luas, tidak hanya sebatas orang-orang yang memainkan senjata untuk
melawan musuh, tetapi bisa diartikan oleh siapa saja yang memiliki peran
penting dalam sebuah
bidang tertentu.
Kemudian
bagaimana sih sosok pahlawan
di mata
milenial?
Menurut sebagian anak muda telah mempersepsikan
bahwa pahlawan zaman dulu jika dibandingkan dengan pahlawan zaman sekarang
cukup terlihat sekali perbedaannya.
Jika di zaman dulu mereka lebih ‘bermain’ perang atau sistem gerilya,
adu otot, serta lebih sedikit berbicara namun banyak bekerja. Mereka akan berpikir terlebih dahulu
sebelum bertindak, tidak ada kata mengeluh apalagi yang namanya mager, karena kehidupan mereka dulu juga
tidak tenang dari segala situasi maupun kondisi.
Pahlawan zaman sekarang bisa didefinisikan
bertarung melalui otak. Mereka lebih mononjolkan kreatifitas maupun daya pikir,
untuk mewujudkan sebuah inovasi baru tentunya dalam bidang teknologi maupun
informasi. Ilmuwan juga bisa dikatakan sebagai pahlawan masa kini, yang dimana
ia telah berjuang demi mengharumkan nama bangsa di level internasional.
Persepsi yang tak kalah penting juga ada
pada sikap rela berkorban bagi banyak orang dalam hal memperjuangkan keadilan
bangsa, rela berkorban di sini
merupakan sebuah bentuk ketulusan maupun keikhlasan yang dimiliki seseorang.
Bisa juga dikatakan pahlawan
ada pada orang yang membawa pengaruh
positif serta bermanfaat demi memecahkan suatu masalah besar.
Menurut hasil
pantauan Tim AIS Ditjen Aptika, hingga tanggal 5 Mei 2020 terdapat
1.401 konten hoaks dan disinformasi tentang
COVID-19 beredar di masyarakat. Hal ini sangat meresahkan dan memicu timbulnya
perpecahan. Namun dari pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) melibatkan
platform digital yang bersangkutan
untuk melakukan takedown terhadap
akun-akun tertentu yang dianggap melanggar hukum dan aturan di indonesia.
Berbeda halnya dengan Shafa Arta, perempuan 22 tahun yang bekerja di salah satu agensi digital di Jakarta. Shafa yang memiliki hobi bernyanyi dan menyukai budaya barat & Korea ini menuturkan caranya bagaimana ia menghargai dan menghayati jasa-jasa pahlawan.
“Dengan kita mempelajari budaya
lain apalagi sampai menguasai bahasanya, bisa jadi tukar budaya sama temen-temen
yang dari luar sana. Hal ini bikin teman-teman yang dari luar juga tertarik
dengan budaya kita, kita jadi mengenalkan Indonesia lewat budaya dan bahasa.
Aku enggak mau, pahlawan-pahlawan kita yang sudah susah payah bikin harum
negri, eh negaranya engga dikenal
dunia”
Shafa juga bercerita bahwa ia
masih sering melakukan diskusi perihal sejarah bangsa Indonesia, karena dengan
hal tersebut ia bisa mengenal negaranya lebih dalam lagi. Terlebih dengan zaman
yang sudah maju dan modern, memperkenalkan bangsa sendiri ke bangsa lain bisa
dengan berbagai cara salah satunya dengan pakaian.
Memperkenalkan budaya Indonesia
ke luar negeri merupakan bentuk diplomasi kebudayaan antar negara. Budaya
merupakan cara yang mudah untuk memperkenalkan suatu negara serta bisa masuk ke
berbagai kalangan. Terbukti dengan berbagai kultur yang bisa digrandrungi oleh
anak-anak muda lebih efektif dalam memperkenalkan suatu bangsa. Budaya menjadi
simbol bangsa, budaya bisa menjadi national
pride.
Banyak sekali harapan besar bagi
anak muda zaman sekarang, diantaranya para pemuda bisa menumbuhkan kesadaran
untuk menghargai jasa-jasa para pahlawan. Terlebih lagi harus membuka wawasan
dalam mempelajari serta memahami perihal makna dibalik sepak terjang dan
perjuangan para pahlawan sebagi wadah “semangat juang”. Di zaman sekarang ini pahlawan
bisa dikategorikan dengan banyak hal, sesuai dengan keunggulan di bidangnya
masing-masing. Satu hal terpenting jangan sampai kehilangan jati diri serta
tetap menampatkan jiwa merah putih sebagai simbol kebanggan yang tidak pernah
luntur dimakan usia. Tidak ada alasan lagi untuk menjadi tidak nasionalis serta
menjunjung tinggi nilai kebangsaan.
Penulis : Gabrielle Galuh & Yosinna Indah
0 Komentar