Masih dalam suasana Imlek atau tahun baru China
yang jatuh pada tanggal 12 Februari, suasana perayaan Imlek tahun ini sangat
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Walau begitu ada berbagai tradisi
yang masih bisa dilakukan bersama keluarga inti di rumah dengan menerapkan
berbagai protokol kesehatan. Dalam tradisi imlek kali ini pandemi Covid19 tidak menjadi halangan untuk keluarga
Mama Lidya Hong menjalankan
tradisi tahunan perayaan Imlek tahun
2021 ini. Momen makan malam menjadi salah satu tradisi yang masih terus
dijalani dari tahun ke tahun.
"Makan malam bersama dengan keluarga akan
tetap ada di tahun ini. Momen makan malam menjadi waktu yang tepat untuk
berkumpul antara anak dengan orangtua, apalagi kalau kondisinya sama-sama
sehat," ujar Mama Lidya Hong.
Selain makan malam, pembagian
angpao juga selalu menjadi tradisi yang terus di jalankan. Semua keluarga
berkumpul dan membagikan angpao ke saudara yang lain. Paku, salah satu anak dari Mama Lidya Hong menuturkan bahwa
silaturahmi dengan keluarga saat hari Imlek atau selang sehari
setelahnya. Tradisi bagi-bagi angpao pun selalu ada dan tidak boleh
terlewatkan.
"Biasanya silaturahmi sambil ngobrol-ngobrol
dan makan bersama. Nah, di momen itu juga ada bagi-bagi angpao. Untuk yang
sudah menikah juga kasih angpao ke anggota keluarga yang belum married termasuk
ke anak-anak," ujar Paku.
"Yang boleh kasih angpao yang sudah nikah
saja. Katanya, kalau belum nikah sudah kasih angpao bisa jadi jomblo makin lama
alias nggak nikah-nikah. Jadi yang belum menikah cukup terima angpao
saja," lanjutnya.
Tradisi Perayaan Imlek
Perayaan Tahun baru Imlek yang diselenggarakan
selama 15 hari ini identik dengan tradisi yang dimulai sejak malam menjelang
tahun baru. Pada hari menjelang pelaksanaan tahun baru Imlek, orang-orang
Tionghoa akan membersihkan rumah mereka dan memasang dekorasi yang didominasi
warna merah dan kuning emas. Warna merah bagi masyarakat China memiliki makna
sebagai lambang kebahagiaan dan kewibawaan, sedangkan warna kuning keemasan
merupakan lambang keagungan. Pada zaman dahulu kedua warna ini hanya dapat
dipakai oleh anggota keluarga kerajaan saja. Oleh karena itu sekarang warna
merah dan kuning emas di pakai saat perayaan tahun baru Imlek dengan harapan
keluarga mereka mendapatkan kebahagiaan, kemakmuran dan kemuliaan seperti yang
terjadi di keluarga kerajaan.
Selain angpao dan warna merah kuning emas pada
perayaan tahun baru Imlek masyarakat Tionghoa juga akan menghidangkan sajian
khas Imlek yang sarat akan makna dibaliknya. Sajian itu anatara lain Kue
Keranjang yang dalam bahasa Mandari disebut Nian
Gao, atau Ti Kwe dalam penyebutan
dialek Hokkian. Kue ini memiliki makna kekeluargaan yang erat dan tidak mudah
dipisahkan sesuai dengan bentuk kue keranjang yang bulat dengan tektur kue yang
lengket seperti dodol. Saat perayaan tahun baru Imlek, kue keranjang biasanya
disusun bertingkat dari ukuran besar hingga kecil yang memiliki makna
kesuksesan dan naiknya rejeki. Hal yang unik dari kue keranjang adalah kue ini
hanya dapat ditemui saat perayaan tahun baru Imlek saja.
Hidangan selanjutnya yang wajib ada dalam
tradisi Imlek adalah Yee Sang atau Yu Sheng. Yee Sang adalah salad yang terbuat
dari 8-17 jenis bahan sayuran, ikan mentah, buah dan bumbu. Tampilan salad Yee
Sang ini sangat cantik berwarna-warni berdasarkan bahan-bahan tersebut. Jumlah
bahan pembuat Yee Sang yang terdiri dari 8-17 bahan ini melambangkan angka
keberuntungan dalam budaya China. Bahan sayuran yang biasa digunakan dalam
membuat salad Yee Sang adalah irisan wortel, lobak hijau, lobak putih, rumput
laut, jeruk bali/pomelo, dan pangsit. Ikan mentah yang dipilih biasanya salmon
atau tuna yang melambangkan limpahan rezeki dan hidup baru. Bumbu yang dipakai
dalam Yee Sang mencakup saus plum, minyak, lada bubuk, kacang tanah dan biji
wijin. Semua bahan ini memiliki filosofi harapan baik di tahun baru. Yee Sang
disajikan menggunakan piring bundar dengan seluruh anggota keluarga yang
mengelilinginya. Semua anggota keluarga itu harus mengaduk Yee Sang
bersama-sama dengan sumpit besar setinggi-tingginya dan mengucapkan “Lo Hey Lo Hey Lo Kow Fong Sang Sue Hey”.
Tradisi ini memiliki harapan agar rezeki dan kemakmuran yang dicapai tahun
depan semakin tinggi.
Tradisi Perayaan Imlek di Negeri Asalnya
Di Negara asalnya perayaan tahun baru Imlek di
sebut dengan Chunjie. Dikutip dari Tribunnews.com, Chunjie
berarti festival menyambut musim semi. Hal ini dikarenakan setiap tahun baru
Imlek di Negara China sedang memasuki musim semi, sehingga mereka merayakan
datangnya musim semi yang hangat. Terdapat perbedaan tradisi
perayaan tahun baru Imlek di
China Utara dan China Selatan. Kedua wilayah China ini di pisahkan oleh Sungai
Huai/Huai He. Sungai Huai adalah sungai utama di China yang berada di
sekitar pertengahan jalur antara Sungai Huanghe dan sungai Yangtze. Dirangkum
dari detiktravel.com, perbedaan perayaan Imlek di dua wilayah China itu sebagai
berikut:
1.
Malam tahun baru
Pada malam perayaan tahun baru
Imlek, masyarakat China Utara akan berkumpul bersama keluarga besar dan membuat
pangsit secara tradisional, menonton acara televisis yang menyuguhkan tayangan
tarian, musik, drama dan sandiwara komedi. Sedangkan masyarakat China Selatan
akan mengadakan pesta mewah dan bercengkrama di meja makan.
2.
Hidangan wajib
Hidangan wajib perayaan tahun baru
Imlek di China Selatan dan Utara sangat berbeda, hal ini di pengaruhi oleh
kondisi alam dan letak geografisnya. China Selatan yang dekat dengan perairan
menjadikan ikan sebagai hidangan wajib sebagai simbol keuntungan. Sedangkan
China Utara lebih banyak menggunakan daging babi sebagai hidangan wajib
perayaan Imlek karena letak geografisnya yang dekat dengan pegunungan. Daging
babi melambangkan kemakmuran di wilayah tersebut.
3.
Pemberian Angpao
Angpao atau Hongbao dalam
bahasa Mandarin dan Lai see dalam bahaa Kanton, di China utara hanya
diberikan kepada orang terdekat. Sedangkan di China Selatan pemberian Angpao
ini cakupannya sangat luas dimana secara etika, angpao harus diberikan kepada
semua orang yang mempunyai hubungan kerja dengan si pemberi angpao. Dalam hal
ini bos di China Selatan harua memberika angpao kepada pegawainya. Nominal
besarnya uang angpao pun berbeda, di China Utara nominal minimal isi angpao
adalah 100 yuan atau dalam rupiah sekitar 200 ribu rupiah. Sedangkan nominal
minimal isi angpao di China Selatan adalah 10 yuan, sekitar 20 ribu rupiah atau
lebih.
4.
Tarian Tradisional Perayaan Imlek
Terakhir
tarian tradisional yang disajikan selama perayaan tahun baru imlek pun berbeda.
Masyarakat China Utara akan menarikan tarian Yangge yang dilakukan oleh
penari dengan kostum cerah dengan diiringi suara drum dan gong. Penampilan
tarian ini juga akan menyajikan tarian atletik para penarinya. Sedangkan di
China Selatan tarian tradisional ditampilkan di jalan-jalan selama perayaan
tahun baru Imlek. Tarian yang mereka sajikan adalh tarian singa dan naga yang
di Indonesia di sebut barongsai. Tarian singa membutuhkan dua penari di
balik kostum singa, dan tarian barongsai membutuhkan sekelompok penari
untuk menggerakkan tubuh kostum naga yang bergelombang dan penuh warna merah
dan emas.
Oleh: Dewi Rukmini dan Fernando Marda
0 Komentar